19 Maret 2008

Puisi

Keheningan

Dalam keheningan malam, diriku terdiam
Termenung… mendengar suara percikan air hujan

Yang seakan menyentuh satu sisi di dalam hati

Langit yang begitu gelap…
Melambangakan kegalauwan hati,
Memikirkan apa yang akan dan telah terjadi
Angin sepoi bertiup …
Membangkitkan gairah diri yang semula sunyi

Dan hatiku pun berkata…
Yang telah terjadi tak guna disesali
Yang telah pergi tak mungin datang kembali
Yang akan datang… itulah kehidupan
Yang telah membuat kita lebih berarti

Malam… bawalah aku dalam keheningan
Di tengah langit yang gelap dan galau
Angin… tiupkanlah nafas kasihmu
Yang senantiasa membangkitkan diri yang selalu sunyi

Sehingga… hatipun bisa kembali berkata…


Kamu

Kamu yang ku kagumi, selalu ada di dalam hati
Kamu yang ku suka, entah siapa kau sebenarnya
Kau bagaikan sebuah bayangan
Aku tahu kamu ada, tapi kau tak tahu akau ada
Kau itu nyata… tapi hanya dalam hatiku
Karena aku hanya bias memandangmu dari jauh

Kamu yang akau kagumi…
Mengap senyumu begitu indah…
Membuat aku bahagia bisa memandangnya

Seindah langit sore kah…?
Seperi bunga mekar kah…?
Atau seindah Taj-Mahal kah?

Ternyata… senyumu itu lebih indah dari semuanya
Entah ibarat apa lagi yang bisa ku gantikan umpama
Tak ada yang bisa melebihi, tak aka ada lagi
Tuhan… begitu indah ciptaanMu

Dan akan lebih indah lagi
Jika dia diciptakan untukku

Karya: Fuadah Rossi Khatul Aini